BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sintesis Protein
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural
dan fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel
dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein
fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme ,
biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun
demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu
yang bersel banyak.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari
monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein
dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai
polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik. Menurut Suryo (2008:59-61) menyatakan bahwa DNA merupakan susunan
kimia makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu:
Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen,
dibedakan atas dua tipe dasar yaitu: pirimidin {sitosin (C) dan timin (T)} dan
purin {adenine (A) dan guanine (G)} membentuk rangkaian kimiawi dengan
deoksiribosa.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri
spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik
dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik.
Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA.
Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode
genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan
secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA
translasi Protein
Pada tahun 1968, Barry Commoner menduga bahwa
informasi genetik dapat beralih secara memutar (sirkuler), yaitu dengan DNA
mencetak RNA, dan RNA dapat membuat DNA kembali dengan cara transkripsi balik
menggunakan enzim DNA polymerase bergantung RNA (disebut juga “transcriptase
sebaliknya”).
transkripsi translasi
DNA
RNA
Protein
transkripsi sebaliknya
Pendapat ini menjadi sebuah hal yang penting bagi
Biologi Molekuler karena ditemukannya dogma baru yang selanjutnya disebut
“dogma pusat sebaliknya”. Adanya
teori tentang dogma pusat semakin mempengaruhi perkembangan pengetahuan
sintesis protein karena berawal dari teori itulah kini sintesis protein semakin
diketahui dengan jelas proses-prosesnya.
B.
Komponen Sintesis
Protein
Pembuatan
atau penyusunan protein terjadi di dalam masing-masing sel tubuh.
Komponen-komponen di dalam sel yang berperan penting dalam terlaksananya proses
sintesis protein adalah sebagai berikut:
1. Asam amino
Oleh
karena protein adalah polimer dari asam-asam
amino, maka proses sintesa protein membutuhkan asam-asam amino sebagai bahan
mentah. Asam amino yang umum dijumpai berjumlah 20 dan berkumpul di dalam
sitoplasma membentuk suatu “kumpulan asam amino”. Semua asam amino (kecuali
prolin) memiliki gugus amino dan karboksil yang bebas seperti tertera di bawah
ini.
gugus H H
O
amino H N
C C OH
gugus karboksil
R
gugus
tambahan
Asam
amino satu dengan lainnya berbeda pada gugus tambahannya. Selama sintesa
protein, asam-asam amino terangkai
oleh peptida yang dihasilkan oleh hidrolisa dari gugus amino dan karboksil.
peptida
H O H O H O
H O
H2N C C
OH +
H N C
C OH H2N C
C N C
C OH +
H2O
R1 H R2 R1 H
R2
dipeptida
Polipeptida
adalah deretan asam-asam
amino, yang dapat terdiri dari 51 asam amino (seperti pada insulin) sampai
lebih dari 1000 asam amino (seperti pada fibroin, protein sutera).
2. DNA
DNA
merupakan pusat informasi genetik. Ia dapat mengatur sebuah sel dengan
informasi yang disampaikannya ke bagian-bagian sel dalam rangka pengaturan sel
tersebut.
DNA
merupakan singkatan dari deoksiribonucleic
acid, yang dalam bahasa Indonesia disebut asam deoksiribonukleat, disingkat
ADN. DNA dimiliki oleh semua jenis mahluk hidup kecuali beberapa virus saja.
DNA terletak di dalam sel, terutama terdapat pada kromosom. Sebuah pita molekul DNA
tersusun atas tiga senyawa kimia, yaitu:
a.
Asam pospat,
b.
Gula deoksiribosa,
c.
Basa nitrogen, yang
aterdiri atas 2 tipe dasar, yaitu:
1. Pirimidin,
terdiri atas timin (T) dan sitosin (C).
2. Purin,
terdiri atas adenine (A)
dan guanine (G).
Menurut Waston dan Crick molekul DNA terbentuk
sebagai dua pita spiral yang saling berpilin (“double helix”). Di bagian luar
terdapat deretan gula pospat yang membentuk tulang punggung dari “double helix”
tersebut, didalamnya terdapat basa purin dan pirimidin. Pita spiral tersebut
dihubungkan dengan pita spiral yang lain oleh atom hidrogen, yaitu antara
pasangan purin dan pirimidin tertentu. Adenin hanya dapat berpasangan dengan
timin yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen, sedangakan guanin hanya dapat
berpasangan dengan sitosin dengan ikatan hidrogen.
Struktur DNA berbentuk double helix yang terdiri dari
gula deoksiribosa dan asam pospat sebagai tulang punggung, serta basa
nitrogen yang terdiri dari timin, adenin, guanin dan sitosin didalamnya.
Di dalam sintesis protein, DNA berperan sebagai
pengatur jenis protein yang akan disintesis. Peran DNA ini disebabkan karena
DNA memiliki kode genetik. Kode genetik adalah kode-kode pada DNA yang dapat
memberikan informasi kepada bagian sel lain untuk diterjemahkan.
3. RNA
RNA
merupakan singkatan dari ribonucleic acid yang dalam bahasa Indonesia disebut
asan ribonukleat, disingkat ARN. RNA merupakan molekul genetik dan pembawa
segala informasi genetik pada beberapa mahluk hidup seperti virus yang tidak
memiliki DNA. RNA yang berfungsi demikian disebut dengan RNA genetik.
Pada
sel-sel yang memiliki DNA sebagai penyimpan informasi, terdapat RNA dengan
fungsi yang non-genetik. RNA inilah yang berperan penting dalam sintesis
protein pada manusia.
Molekul
RNA berbentuk pita tunggal, atau pita double tetapi tidak berpilin. Satu pita
RNA terdiri atas:
a.
Gula ribosa,
b.
Asam pospat,
c.
Basa nitrogen, yang
terbagi atas:
1. Pirimidin,
terdiri atas urasil (U)
dan sitosin (C)
2. Purin,
terdiri atas adenine (A)
dan guanine (G)
RNA non-genetik dapat dibedakan
menjadi tiga berdasarkan tempat terdapatnya dan fungsinya, yaitu sebagai
berikut:
a. RNA
duta, disingkat RNAd (“messenger RNA” = mRNA). mRNA berbentuk pita tunggal, terdapat di
dalam nukleus, dihasilkan
oleh DNA dalam proses transkripsi. Fungsi mRNA
adalah sebagai penerima dan pembawa kode genetik dari DNA.
b. RNAp
atau RNA pemindah (“transfer
RNA” = tRNA). Menurut R. Holley, tRNA
dibentuk di dalam nukleus, lalu ditempatkan di dalam sitoplasma. Oleh karena
itu, tRNA sering disebut RNA larut
(disingkat RNAl,
atau “soluble RNA” = sRNA). RNAt
berfungsi menerjemahkan kode dari mRNA
ke ribosom.
c. RNA
ribosom disingkat RNAr
(“ribosom RNA” = rRNA). rRNA
terdapat di dalam ribosom, tetapi disintesis di dalam nukleus. Fungsi rRNA sampai sekarang
belum diketahui, tetapi diduga mempunyai peranan penting dalam berlangsungnya
proses sintesis protein yang sempurna.
Struktur mRNA
yang terdiri dari basa nitrogen, asam pospat, dan gula ribosa, tersusun atas
satu pita saja.
Bentuk tRNA
atau RNA pemindah
3.
Ribosom
Ribosom adalah struktur
makromolekular (organel sel) di dalam sel yang memimpin berbagai interaksi yang
ada hubungannya dengan sintesis protein. Ribosom mengandung faktor-faktor
yang berfungsi sebagai enzim. Di dalam menjalankan fungsinya, ribosom-ribosom
berderet membentuk kelompok yang disebut poliribosom atau polisom.
Banyaknya poliribosom menentukan panjangnya suatu protein. Semakin banyak
poliribosom, maka protein yang dibentuk akan semakin panjang. Misalnya
pembentukan polipeptida hemoglobin dibutuhkan lima ribosom atau dikenal dengan
istilah pentamer.
Sebuah ribosom memiliki struktur
yang terdiri dari subunit besar dan subunit kecil. Subunit kecil menjadi tempat
melekatnya mRNA.
Subunit kecil ini mengandung 3 faktor yang disebut dengan IFsatu, IFdua, dan
IFtiga yang masing-masing memiliki peranan yang penting selama proses
translasi.
Subunit besar merupakan tempat
pembentukan rantai polipeptida. Menurut W.D.
Stanfield, subunit ini memiliki tiga sisi yang mengikat tRNA yang masuk, yaitu sisi A (sisi
amino asil tRNA)
dan sisi P (sisi peptidil tRNA), serta sisi E (sisi
exit).
Kedua struktur ribosom tersebut,
yaitu subunit besar dan subunit kecil hanya akan berkumpul jika akan mengadakan
proses sintesis protein. Dengan kata lain, kedua subunit itu akan berpisah jika
tidak akan melakukan proses sintesis protein.
Ribosom
terdiri atas subunit kecil dan subunit besar.
Subunit
besar memiliki tiga sisi, yaitu sisi E, sisi A, dan sisi P.
C.
Polipeptida
1.
Struktur polipeptida
Polipeptida
merupakan nama lain dari protein. Polipeptida tersusun atas asam amino-asam
amino yang terhubung satu sama lain dengan ikatan peptida membentuk diri
seperti rantai. Protein merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan mahluk
hidup. Kata protein berasal dari bahasa Yunani protos atau proteos yang artinya
pertama atau utama. Disebut demikian karena protein memegang peranan penting
dalam penyusunan tubuh mahluk hidup, dan jika tidak karena protein yang
menyusunnya, maka manusia dan mahluk lainnya tidak akan hidup. Jika kekurangan saja, ia
akan sakit, dan jika sudah sangat kronis kekurangannya, maka ia akan mati
secara perlahan-lahan.
Sebuah
protein tersusun atas asam amino-asam amino dalam jumlah yang banyak. Asam
amino merupakan asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Rumus umum dari
asam amino adalah sebagai berikut:
Asam
karboksilat
|
Gugus
amino
|
Terdapat
dua puluh jenis asam amino yang sampai sekarang sudah diketahui. Asam
amino-asam amino tersebut dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan
asam amino non-esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat
dibuat atau disintesis oleh tubuh manusia. Sedangkan asam amino non-esensial
adalag asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Berikut
merupakan jenis asam amino-asam amino yang termasuk essensial dan non-esensial.
Asam
amino non-esensial
|
Asam
amino esensial
|
||
Triptofan
|
Isoleusin
|
Tirosin
|
Arginin
|
Treonin
|
Fenilalanin
|
Sistein
|
Glutamin
|
Metionin
|
Valin
|
Serin
|
Histidin
|
Lisin
|
Leusin
|
Prolin
|
Alanin
|
|
|
Glisin
|
Asparagin
|
|
|
Asam glutamat
|
Asam aspartat
|
Pada
pembahasan sebelumnya diketahui bahwa asam amino-asam amino dapat dibuat atau
disintesis oleh tubuh. Asam amino tersebut dikodekan dengan sebuah kodon. Sebuah kodon terdiri dari tiga buah
nukleotida, yang dengan kata lain terdiri dari tiga gula, tiga asam pospat, dan
tiga basa nitrogen. Jadi, satu asam amino dikodekan oleh tiga basa nitrogen.
Pada
proses sintesis protein dengan cara transkripsi dan translasi, protein disusun
dengan cara penerjemahan kode-kode basa nitrogen menjadi asam amino, dan asam
amino-asam amino disusun menjadi sebuah protein. Demikianlah proses yang
terjadi pada sebuah sel yang memproduksi protein untuk keperluan dirinya
melanjutkan hidup.
2. Fungsi Polipeptida
Protein yang
dikonsumsi manusia dan hewan akan berfungsi untuk:
a.
Pembentukan dan
pertumbuhan tubuh dengan cara berikatan
dengan lipid atau lemak, atau
zat anorganik seperti fosfor menjadi fosfolipid.
b.
Sebagai biokatalis,
yaitu protein yang menyusun sebuah enzim, berfungsi untuk mempercapat
reaksi-reaksi kimia yang ada di dalam tubuh.
c.
Mengangkut berbagai
jenis gas. Misalnya jenis protein yang membangun hemoglobin yang berada di
dalam sel-sel darah merah (eritrosit),
berfungsi mengangkut oksigen dan karbon dioksida dari paru-paru ke seluruh
tubuh dan sebaliknya.
d.
Sebagai antigen atau
antibodi yang melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya
sel darah putih.
e.
Sumber energi. Protein
dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi jika sumber
energi utama, yaitu karbohidrat, sedang mengalami kekurangan, atau karena
aktivitas otot yang terlalu aktif.
f.
Sebagai zat yang
menguatkan ikatan antara tulang dan daging, misalnya tendon dan kolagen.
g.
Untuk penyimpanan,
misalnya feritin untuk menyimpan besi dalam darah dan gliadin untuk menyimpan
asam amino dalam biji gandum yang dorman.
D. Mekanisme
Sintesis Protein
Sintesis
protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2
tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Tahap transkripsi adalah
tahap dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus dari DNA template
dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA
keluar dari inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang
terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil.
1.
Transkripsi
Pada organisme eukariot (memiliki dinding inti sel), DNA
terdapat pada kromosom, artinya bahwa DNA berada si dalam inti sel. DNA akan
tetap berada di dalam sel, sedangkan protein dibuat di dalam sitoplasma. DNA
tidak ikut berperan secara langsung dalam pembuatan protein, tetapi pita double
helix DNA sangat berperan penting dalam terbentuknya mRNA.
Transkripsi adalah proses pembentukan molekul RNA dari DNA.
Proses transkripsi memerlukan kerja sekelompok enzim yang disebut dengan RNA
polimerase. Untuk memulai proses ini, dibutuhkan adanya sinyal atau tanda yang
berupa gen tertentu. Gen yang menjadi tanda itu adalah kodon AUG. Tempat
mulainya transkripsi ini disebut hulu, atau dikodekan dengan bentuk 5`.
Proses dimulainya transkripsi dikenal dengan istilah inisiasi. Pada
pengakhiran proses transkripsi, ada daerah yang disebut hilir yang
sering ditandai dengan bentuk 3`. Proses diakhirinya transkripsi dikenal dengan
istilah terminasi. Proses transkripsi selalu berjalan dari hulu ke
hilir, artinya selalu berjalan menurut arah 5` ke 3`.
Sudah kita ketahui bahwa DNA memiliki dua untai atau dua
pita. Pada proses transkripsi, hanya satu untai saja yang berfungsi sebagai
pencetak RNA. Pita DNA yang mencetak mRNA ini dikenal dengan istilah DNA “sens”.
Pita DNA komplementer (pelengkap) lainnya yang tidak mencetak mRNA disebut DNA “antisens”().
Proses antara inisiasi dan terminasi adalah proses
pemanjangan atau dikenal dengan proses elongasi. Pita mRNA dengan pita
DNA memiliki panjang yang berbeda. Untaian RNA lebih pedek dari pada untaian
DNA. Di dalam satu untai DNA double helix bisa terjadi beberapa proses
transkripsi yang menghasilkan beberapa untai mRNA.
Informasi yang diterjemahkan dari DNA ke RNA adalah basa
nitrogennya. Jika pada untai DNA sens terdapat basa nitrogen adenin (A),
maka pada rantai mRNA akan diterjemahkan sebagai basa nitrogen urasil (U). Jika
pada untai DNA sens terdapat basa nitrogen guanin (G), maka pada
untai mRNA akan diartikan sebagai basa nitrogen sitosin (S). Hal ini berlaku
sebaliknya. Untai inisiasi pada DNA-pun akan diterjemahkan menjadi untai terminasi pada mRNA, dan sebaliknya.
mRNA yang telah selesai dicetak (dalam arti telah selesai
menerima informasi genetik dari DNA) akan meninggalkan DNA, keluar dari inti
sel melalui pori-pori membran inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan
proses translasi.
RNA dibuat dari untai DNA. Tahap transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
2.
Translasi
Pada proses ini, mRNA telah keluar dari inti sel.
Sekali mRNA keluar dari inti sel dan telah
berada dalam sitoplasma, maka mRNA akan bergabung dengan satu atau lebih ribosom yang
memungkinkan asam-asam amino disusun menjadi rantai polipeptida sesuai dengan
kode genetik yang diamanahkan pada rantai mRNA. Jadi proses translasi merupakan
proses pemindahan informasi genetik dari RNA ke protein.
Proses translasi dibantu dengan
bantuan molekul-molekul perantara lain yang terdapat di dalam sitoplasma, yaitu
tRNA atau RNA pemindah. tRNA berfungsi untuk mengikat asam amino
pada satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain mampu untuk mengenal kodon mRNA untuk tempat melekatnya asam
amino yang dia ikat.
Asam
amino yang terdapat di dalam sitoplasma akan diikat oleh tRNA. Pengikatan ini
dibantu dengan menggunakan energi yang berupa ATP (adenin tripospat). ATP
berfungsi untuk mengaktifkan asam amino agar siap untuk diangkut ke subunit
ribosom.
Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Proses
pertama translasi disebut dengan
inisiasi
atau permulaan. mRNA
yang telah keluar dari inti sel (nukleus)
dan sudah berada di sitoplasma akan bersatu dengan subunit kecil ribosom.
Ribosom akan menempel pada mRNA
yang memiliki kodon AUG. Kodon ini
merupakan kodon penanda yang menandai akan dimulainya sintesis protein. Kodon
AUG adalah kode kodon untuk asam amino metionin. Kodon AUG biasanya ada di
ujung 5`. Setelah ditemukan kodon ini, maka akan dilanjutkan dengan tahapan
translasi selanjutnya, yaitu tahap elongasi atau perpanjangan.
Tahap
kedua yaitu tahap elongasi.
Setelah kodon AUG ditemukan, tRNA
akan membawa asam amino dari sitoplasma yang memiliki kode UAS sebagai terjemahan dari
metionin. Setelah metionin diterjemahkan, subunit besar ribosom akan bersatu
dengan subunit kecil yang membentuk ribosom yang sempurna. Setelah
menerjemahkan metionin, kodon-kodon selanjutnya akan terbaca dan akan
diterjemahkan dengan cara yang sama.
tRNA membawa asam amino
masuk ke dalam subunit besar dan melekat pada sisi A, lalu akan
dilepaskan pada sisi P. tRNA
akan keluar melalui sisi E pada bagian subunit besar ribosom.
Misal
setelah AUG terdapat kodon ASG. Maka tRNA
akan mencarikan terjemahan dari kodon itu, yaitu UGS, yang berarti kode untuk
asam amino treonin. Kodon treonin itu akan diangkut oleh tRNA memasuki bagian sisi
A dan melepaskannya pada sisi P. tRNA akan keluar dari
ribosom melalui sisi E pada subunit besar untuk membawa asam amino yang
lainnya. Demikian
proses yang terjadi sampai terbentuk untaian yang cukup panjang, sampai
ditemukan kode untuk menghentikan proses ini.
Tahap
ketiga yaitu tahap terminasi
atau penghentian sintesis protein. Tahap ini terjadi karena terdapat kode-kode
yang menandai mRNA
untuk menghentikan proses pengangkutan asam amino. Kode-kode itu berbentuk
kodon UAA, UAG, atau UGA. Jika salah satu kodon itu ditemukan oleh tRNA, maka secara
langsung proses sintesis protein akan terhenti karena tRNA tidak mengikat asam
amino kembali.
Setelah
selesai tahap terminasi, maka secara otomatis ribosom akan berpisah antara
subunit besar dan subunit kecilnya, serta asam amino akan membentuk zat lain
yang sedang dibutuhkan oleh sel. Sub unit besar dan subunit kecil akan bersatu
kembali jika akan dilakukan proses sintesis kembali.
Berikut merupakan gambar proses sintesis protein
yang meliputi transkripsi dan translasi sampai terbentuk polipeptida yang
berupa rantai.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Sintesis protein adalah
proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh
kode genetic yang melibatkan
DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Sintesis
protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
3.
Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan
mRNA di dalam nukleus dari DNA template dengan dibantu oleh enzim polimerase.
4.
Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari inti
sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang terdiri dari sub
unit besar dan sub unit kecil.
5.
Pelaksana proses
sintesis yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. Sumber energinya Adenosin Triphosphat
(ATP). Bahan sintesis protein berupa asam amino. Dan enzim yang diperlukan
untuk transkripsi adalah RNA polimerase.
DAFTAR PUSTAKA
Elrod, Susan L dan William D. Stansfield. 2007. Schaum’s Outlines Teori dan
Soal-soal Genetika, Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 2008. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
No comments:
Post a Comment