A. Topik:
Mikroorganisme (Rhizobium
phaseoli) yang menguntungkan pada kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Rhizobium adalah basil yang gram
negatif yang merupakan penghuni biasa di dalam tanah. Rhizobium
adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih
berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan
berasosiasi simbiotik dengan sel akar leguminosae atau disebut juga facebeae
merupakan tanaman berbunga yang dikenal sebagai keluarga kacang-kacangan. Tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiatus) termasuk suku (famili) Leguminosae yang
banyak varietasnya. Susunan tubuh tanaman (morfologi) kacang hijau (Phaseolus
radiatus) terdiri atas akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang
banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar (Rukmana,
1997).
B. Kasus
Terdapat bintil akar pada suatu tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang kami tanam. Ditemukannya bintil akar
pada tanaman kacang hijau karena adanya bakteri yang masuk melalui bulu-bulu akar tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan menyebabkan jaringan pada akar kacang hijau (Phaseolus radiatus) tumbuh
berlebih-lebihan hingga menjadi kutil-kutil.
C. Analisis
Kasus
Pada saat proses pertumbuhan pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) membutuhkan beberapa unsur hara, baik makro
maupun mikro. Salah satu contoh unsur hara yang dibutuhkan adalah Nitogen
(unsur makro). Dalam jaringan tumbuhan Nitrogen merupakan komponen penyusun
dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan misalnya asam amino, klorofil, hormon
sitokinin, dan hormon auksin (Lakitan, 1993).
Berhubungan dengan pentingnya suatu unsur hara tersebut untuk tanaman, maka
suatu tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengadakan
komunikasi/interaksi dengan mahluk hidup lain dalam hal ini adalah
mikroorganisme Rhizobium phaseoli. Adanya
interaksi antara tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dan mikroorganisme tersebut maka terbentuklah bintil akar
pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus). Untuk memperjelas bagaimana suatu mikrorganisme itu
berinteraksi dengan kacang hijau (Phaseolus radiatus) berikut penjelasannya:
Bakteri Rhizobium phaseoli bila
bersimbiosis dengan tanaman legum kacang hijau (Phaseolus radiatus), kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman
dan membentuk bintil akar di dalamnya. Berikut penjelasan gambar skema
terbentuknya bintil akar:
Gambar 1. Perkembangan Sebuah Bintil Akar Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus)
Sumber: (Campbell,
2003)
Akar
tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui
kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya
(akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat
mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa
nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian
terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Gambar 2. Skema Bakteri Rhizobium sp. dalam
mengikat nitrogen
Sumber: http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/05/pemanfaatan-mikroorganisme-dalam-bidang-pertanian/
Efektifitas bintil akar dinilai dari adanya warna
merah pada bagian tengah bintil akar setelah dibelah dan dari letak bintil akar
pada system perakaran. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri Rhizobium yang tepat dan efektif.
Bintil-bintil ini timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari dalam
tanah. Bakteri yang menimbulkan bintil pada tanaman legum, yaitu bakteri
bintil, dikelompokan dalam genus Rhizobium.
Indikator
infektif atau tidaknya suatu bakteri bintil akar dilihat dari jumlah dan berat
bintil. Sedangkan indikator efektivitas bakteri bintil akar berdasarkan berat
tanaman dan warna hijau daunnya.
Timbulnya
pigmen dan di mulainya fiksi N pada saatnya berjalan pararel. Pada pembongkaran
pigmen ini menjadi pigmen empedu hijau ( biliverdin ) hilang juga pengikatan N₂. Pigmen ini nampaknya terletak dalam ruang antara
bakteroid dengan membrane yang menyelubunginya.
Pembentukan
pigmen ini merupakan hasil khusus dari simbiosis : Gugus prostetiknya yaitu
protohem disentris oleh bakteroid, sedangkan bagian proteinnya disentris dengan
partisipasi tumbuhan. Leghemoglobin mirip dengan mioglobin, dan dalam bintil
zat ini terdapat terutama dalam bentuk oksi, besi (II) dan mempunyai afinitas
tinggi terhadap O₂. Dapat dianggap
bahwa leghemoglobin mempermudah difusi O₂
dari membrane selubung melalui ruang tanpa konveksi ke permukaan bakteroid, dan
demikaian meningkatkan kecepatan transport O₂
sifat lemoghlobin menjamin bahwa bakteroid mendapat persediaan O₂ untuk perolehan energi dan pertumbuhan, tanpa
menimbulkan tekanan parsial O₂ terlalu tinggi yang
menghambat fiksasi N₂ oleh bakteroid
(Somaatmadja, 1984).
D.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisi tentang kasus terjadinya bintil
akar pada tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dapat disimpulkan bahwa tanaman
kacang hijau (Phaseolus radiatus)
mengadakan interaksi dengan mikroorganisme Rhizobium
phaseoli, karena tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) membutuhkan nitrogen dan nitrogen dapat dengan mudah
dimanfaatkan oleh tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) jika tanaman kacang hijau bersimbiosis, sedangkan
mikroorganisme tersebut mendapatkan karbohidrat dari inangnya dalam hal ini dalah tanaman kacang
hijau (Phaseolus
radiatus).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimus. 2011. Petani (Ngempet Panas Lan Isin) http://idealfarmer.blogspot.com/2011/12/simbiosis-rhizobium-sp-dengan-tanaman.html. Diakses pada tanggal
03 Juni 2013.
Benyamin, Lakitan. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Grafindo.
Campbell, John W. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Krisno, Agus. 2012. Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Bidang Pertanian (online)http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/05/pemanfaatan-mikroorganisme-dalam-bidang-pertanian/. Diakses pada tanggal 03 Juni 2013.
Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang Hijau dan
Budi Daya Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.
Somaatmadja, Sadikin.1984. Kedelai. Bogor:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
No comments:
Post a Comment