Konsep
bahan ajar dalam kajian ilmiah menurut National
Center for Competency Based Training memiliki arti segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud berupa bahan tertulis maupun tidak
tertulis (Prastowo, 2018). Bahan ajar juga diartikan sebagai seperangkat materi
yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan untuk peserta didik belajar. Bahan ajar merupakan bagian dari
sumber belajar (Depdiknas, 2008) yang dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.
Bahan ajar
atau teaching-material, terdiri atas
dua kata yaitu teaching atau mengajar
dan material atau bahan. Menurut Akdeniz et
all (2016) mengajar adalah interaksi antara mengajar dan belajar; hal ini
dapat terjadi dengan cara adanya interaksi dalam presentasi atau diskusi yang
disiapkan dan membuat siswa
mempertimbangkan berbagai sudut pandang, menggunakan berbagai pendekatan dan
memberi solusi dengan latihan berinteraksi. Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material
yaitu: Books can be
used as reference material, or they can be used as paper weights, but they
cannot teach. Buku dapat digunakan sebagai bahan
rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot (Depdiknas, 2008).
Lebih lanjut Depsiknas (2008) menyebutkan
bahwa bahan ajar berfungsi sebagai (a) pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, (b) pedoman bagi Siswa yang
akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya dan (c) alat
evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Karakteristik Bahan Ajar
Bahan ajar yang baik berisikan substansi yang memadai dan disajikan secara
sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Bahtiar, 2015). Substansi bahan
ajar yakni harus sesuai dengan kurikulum yang meliputi aspek tujuan/kompetensi
yang akan dicapao, metoda dan penilaian yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Menurut Daryanto (2013) bahan ajar yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Subtansi yang
dibahas harus sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
b. Substansi yang
dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta, prosedur,
istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi
c. Tingkat
keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substans harus sesuai
dengan tingkat kemampuan pembelajaran
d. Sistematika
penyusunan bahan ajar harus jelas, runut, lengkap dan muda dipahami.
Perencanaan Pengembangan Bahan Ajar
Penyusunan
bahan ajar, baik untuk proses instruksional jarak jauh maupun langsung adanya
tatap muka antara pendidik dengan peserta didik merupakan sebuah ciri dari
sebuah sistem instruksional. Bahan ajar harus disusun berdasarkan rencana
kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan. Pengembangan suatu bahan ajar
harus didasarkan pada analisis kebutuhan peserta didik (Prastowo, 2018).
A. Analisis
Kebutuhan Untuk Bahan Ajar
Berdasarkan panduan pengembangan Bahan Ajar yang
diterbitkan Depdiknas (2008) untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber
belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis yang
dimaksud dijelaskan sebagai berikut:
1)
Analisis
SK-KD
Analisis SK-KD
dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan
ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar
yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana
yang dipilih. Berikut diberikan contoh analisis SK-KD untuk menentukan jenis
bahan ajar.
2) Analisis
Sumber Belajar
Analisis
dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam
memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar
yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3)
Pemilihan
dan Penentuan Bahan Ajar
Pemilihan
dan penentuan bahan ajar bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar
harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Berdasarkan
hal tersebut diharapkan bahan ajar
yang dibuat sesuai dengan kompetensi
dasar dan kebutuhan peserta
didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar
analisis sebelumnya.
b.
Penyusunan
Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar dapat berupa handout, buku, lembar kegiatan
siswa (LKS), modul, brosur, Foto/Gambar. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar yaitu: judul
atau materi yang disajikan sesuai KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta
didik, selain itu harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1)
Susunan
tampilan, meliputi: urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar
isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.
2)
Bahasa
yang mudah, meliputi: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya
hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
3)
Menguji
pemahaman, meliputi: check list pemahaman.
4)
Stimulan,
meliputi:
tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
5)
Kemudahan
dibaca, meliputi: keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak
terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca.
6)
Materi
instruksional, meliputi: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work sheet).
c.
Evaluasi
Pengembangan Bahan Ajar
Setelah penyusunan bahan ajar telah selesai, tahap selanjutnya
adalah evaluasi terhadap
bahan ajar tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan
bahan ajar. Teknik evaluasi
bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
evaluasi oleh validator ahli, evaluasi oleh guru yang bersangkutan, uji coba produk/uji lapangan.
Teknik tersebut dilakukan sebelum bahan ajar dipublikasi. Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan,
sajian, dan kegrafikan (Depdiknas, 2008).
1) Komponen
kelayakan, antara lain:
·
Kesesuaian
dengan SK, KD
·
Kesesuaian
dengan perkembangan anak
·
Kesesuaian
dengan kebutuhan bahan ajar
·
Kebenaran
substansi materi pembelajaran
·
Manfaat
untuk penambahan wawasan
·
Kesesuaian
dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
2)
Komponen
Kebahasaan, antara lain:
·
Keterbacaan
·
Kejelasan
informasi
·
Kesesuaian
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
·
Pemanfaatan
bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
3)
Komponen
Penyajian antara lain:
·
Kejelasan
tujuan (indikator) yang ingin dicapai
·
Urutan
sajian
·
Pemberian
motivasi, daya tarik
·
Interaksi
(pemberian stimulus dan respon)
·
Kelengkapan
informasi
4)
Komponen
Kegrafikan antara lain:
·
Penggunaan
font; jenis dan ukuran
·
Lay
out atau tata letak
·
Ilustrasi,
gambar, foto
·
Desain
tampilan
Menurut Paulina dan Purwanto (1997) Secara umum ada tiga
cara dalam penyusunan bahan ajar yaitu starting
from scratch, text transformation dan compilation.
a. Penulisan dari awal
(starting from scratch)
Penulisan
dari awal (starting from scratch) disusun
oleh Tim pengembangan bahan ajar yang telah mempunyai kepakaran dalam bidang
ilmu terkait, telah mempunyai kemampuan menulis dan mengerti kebutuhan peserta
didik. Kepakaran dalam bidang ilmu diharapkan mampu meningktakan kemampuan dari
penetahuan peserta didik, misalnya hasil penelitia dari anggota tim, tulisan
atau artikel yang telah dinuat disebuah jurnal dari anggita tim yang tentunya
harus relevan dengan tujuan instruksional.
b.
Text transformation
Kemajuan
bidang penelitian dan perkembangan teknologi memberikan kesempatan keda tim
pengembang bahan ajar untuk memanfaatkan informasi yang telah ada. Misalnya
buku teks, artikel jurnal, internet dll. Informasi tersebut dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan yang diinginkan yang tentunya sesuai dengan tujuan
instruksional dan rencana kegiatan belajar mangajar.
c.
Compiltion
Kompolasi
(compilation) atau penaataan
informasi adalah pengembangan bahan ajar yang dikumpulkan dari berbagai sumber
informasi, baik dari penelitian sendiri atau ditulis sendiri dengan
mengabungkan berbagain informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
Daftar Rujukan
Prastowo, A. 2018. Sumber
Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/ Madrasah.
Depok: Prenadamedia Group
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Panduan pengembangan bahan ajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Akdeniz, C. bacanli, H. Baysen, E. Cakmak, M. Celikoz,
N. Dogruer, N. Eristi, B. Erisen, Y. Eyyam, R. Gundogdu, K. Karatas, E.
Karatas, S. Kayabasi, Y. Kilic, D. Kurnaz, A. Menevis, I. Ozerbas, M.A. Ozu, O.
Silman, F. Sunbul, A.M. Sahin, M. Tok, H. Yalin, H.I. 2016. Learning And Teaching: Theorie, Approaches
and Models 2nd Edition. Turki: Cozum Egitim Yayincilik.
Bahtiar. Tri Effendi. Penulisan bahan ajar. Conference Paper. Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor
Daryanto. 2013. Menyusun
Modul:Bahan Ajar untuk PersiapanGuru dalam Mengajar.Yogyakarta:Gava Media.
No comments:
Post a Comment